7 April tahun 30 A.D. (Anno Domini)1 bertepatan dengan hari
Jum'at, YESUS KRISTUS putera Tuhan yang diutus pada domba-domba Israel telah
dijatuhi hukuman mati, disalib! Demikianlah cerita yang tersurat dalam kitab
suci ummat Kristen, Perjanjian Baru.
Di lembah GOLGOTTA Bethlehem Yerusalem, kira-kira pukul 3 sore pada Jum'at yang na'as itu, dalam keadaan hampir telanjang, Yesus sang Putera telah menjalani hukuman matinya. Itulah klimaks dari kegagalan missinya. Ia gagal total menanam benih di atas ketandusan bangsanya. James M. Stalker berkata dalam bukunya:
Di lembah GOLGOTTA Bethlehem Yerusalem, kira-kira pukul 3 sore pada Jum'at yang na'as itu, dalam keadaan hampir telanjang, Yesus sang Putera telah menjalani hukuman matinya. Itulah klimaks dari kegagalan missinya. Ia gagal total menanam benih di atas ketandusan bangsanya. James M. Stalker berkata dalam bukunya:
"Belum pernah di dunia ini sesuatu kegagalan begitu mutlak
nampaknya seperti kegagalan Tuhan Yesus. Tubuhnya terkapar dalam kubur.
Musuh-musuhnya sudah menang. Kematian mengakhiri segala pertentangan dan dari
kedua yang bertentangan itu, kemenangan adalah pada pihak pemimpin-pemimpin
Yahudi. Tuhan Yesus sudah tampak dan menyatakan diri sebagai Messias. Tetapi Ia
bukanlah jenis Messias yang mereka idamidamkan. Pengikut-pengikutnya sedikit
saja jumlahnya dan tidak berpengaruh. Masa kerjanya singkat sekali. Sekarang Ia
sudah mati dan tamatlah riwayatnya." 2
Alangkah ironisnya peristiwa
itu. Betapa tidak, sang BAPAK di sorga seolaholah tidak mengenal watak hakiki
bangsa Israel "selalu berkhianat" terutama terhadap Utusan-utusan yang datang.
Ah, lagi-lagi Tuhan Bapak itu telah lalai mempersiapkan keamanan menjelang Sang
Putera datang ketengah dombadomba Israel. Ataukah ada unsur kesengajaan sang
BAPAK membunuh PUTERANYA sendiri?
Cobalah lihat peristiwa yang
menimpa diri Yesus ini. Bahkan pengikut-pengikutnya yang
sedikit itupun mengingkari dia. SIMON PETRUS murid yang dicinta dan menyintai
juga meninggalkannya. Bukan itu saja, ia banyak menyaksikan adegan-adegan hina atas Gurunya. Ia menyaksikan Gurunya dituntut di depan
pengadilan, tapi ia diam saja. Ia menyaksikan pukulan-pukulan tinju menjatuhi tubuh Gurunya, ia diam saja. Saat Gurunya
diludahi, ia diam saja. Ketika orang bertanya apakah ia kenal Yesus, ia
menjawab: "Aku tidak kenal orang itu." Sampai tiga kali orang bertanya padanya,
Simon Petrus murid yang terdekat itu tetap menyangkal. Padahal ia pernah
bersumpah di hadapan Gurunya:
Takutkah ia? Ataukah ia sehaluan dengan Judas Iskariot si
pengkhianat?!! Cobalah lihat yang lain, seluruh lapisan masrakat, orang-orang
Yahudi, orang tua ahli-ahli Taurat, seluruhnya ikut melibatkan diri mereka atas
pembunuhan yang keji. Bahkan yang memilih vonis salib adalah mereka.4 Tatkala kematian di salib berakhir dengan
jeritan putus harap: "Ya Tuhan! Ya Tuhan, mengapa Engkau tinggalkan Aku" (Eli
Eli Lama Sabakhtani), sedangkan dari sang BAPAK di sorga tiada juga datang
jawaban atas panggilan putera yang menyayat pilu, maka berakhirlah sudah kisah
dramatis di lembah Golgotta. Sebaliknya dari kisah yang tamat, dimulailah awal
persengketaan religius di kalangan theoloog-theoloog Kristen terhadap diri
Yesus. Figur siapa "YESUS KRISTUS" menjadi pokok fundamentil dari kekacauan iman
yang tak habis-habisnya.
Siapakah
sebenarnya ia itu? Seorang manusia, Superman, Juru Selamat yang celaka, SEMI
(setengah) GOD, ataukah ia PUTERA Tuhan atau TUHAN itu sendiri? Itulah soal-soal
yang memusingkan akal, mengacaukan keyakinan kaum kristen. Missinya yang singkat
dan gagal total, kematiannya yang hina di palang kayu,
membuktikan secara nyata betapa mati gersang rohani bangsa Yahudi dan betapa
sia-sia serta konyol setiap Utusan Tuhan yang datang pada
mereka.
Adalah satu hal yang wajar bila
sejarah Yesus berakhir pada kematiannya: Sebagaimana yang dikatakan James
Stalker: "Sekarang ia sudah mati dan tamatlah
riwayatnya."
Akan tetapi pada kenyataannya
tidak demikian; Sejarah Kristen mulai menampilkan lembaran-lembaran babak baru
tentang Yesus. Justru dengan kisah "SESUDAH MATINYA" itulah, jalan baru telah
terbuka lempang bagi kelangsungan iman kristiani. Kematian Yesus bukan penutup
dari kegagalannya, demikian theolog-theolog Kristen berbicara. Dari kematian
timbul masa cerah. Samuel Zwemer berkata:
"Syukur
kepada Allah bahwa berita Injil tidak berakhir dengan kematian Kristus. Cerita
itu tidak tammat dengan jeritan kemenangannya "sudah selesai." Demikian juga
amanat kerasulan. Kematian Kristus disusul oleh kebangkitannya. "5
Orang-orang yang menjadi saksi
mata kisah kebangkitan dari maut tersebut, termasuk murid-muridnya yang ingkar,
konon memperoleh kembali keyakinan mereka akan Tuhannya Yesus. Kebangkitan dari
maut memancarkan cahaya baru, kata Samuel.6 Karenanya kegagalan missi beralih success,
yang ingkar balik percaya, yang berdosa putih kembali, dan tammatnya kisah
Kristus karena kematiannya menjadi berlanjut.
"Karena
kebangkitannya dari maut maka kebangkitan itu sendiri adalah MUJIZAT terbesar,
sehingga karenanya SELURUH KEHIDUPANNYA YANG AJAIB menjadi dapat
dipercaya."7
"Jika
Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup
dalam dosamu. "8
Itulah makna kebangkitan. Sayangnya
kebangkitan itu hanya berjalan 40 hari.
Pada hari ke-40 dari kematian Yesus maka tubuhnya yang dipermuliakan itupun kembalilah ke tempatnya yang sejati, di sebelah KANAN ALLAH BAPAK.9
Tidak semua kaum Yahudi yang mati rohani sempat menjadi saksi-saksi mata. Konon kepercayaan hanya menjalar pada segelintir manusia yang melihat kisah kebangkitan itu. Apakah yang melihat sanggup bertahan, padahal semenjak Yesus lenyap telah timbul kontroversi-kontroversi religius yang tak kunjung selesai. Bertahuntahun awan gelap meliputi ummat Masehi. Opini-opini yang bertentangan mengenai siapa YESUS KRISTUS melanda kaum pendeta, kaum paderi, uskupuskup dan Paus-paus. Mereka saling berbantah, saling mengucil, saling melaknat dan mengutuk. Masa gelap dan silang sengketa ini harus disudahi serta dicarikan obat penawar demi kelangsungan hidup agama itu sendiri.
Pada hari ke-40 dari kematian Yesus maka tubuhnya yang dipermuliakan itupun kembalilah ke tempatnya yang sejati, di sebelah KANAN ALLAH BAPAK.9
Tidak semua kaum Yahudi yang mati rohani sempat menjadi saksi-saksi mata. Konon kepercayaan hanya menjalar pada segelintir manusia yang melihat kisah kebangkitan itu. Apakah yang melihat sanggup bertahan, padahal semenjak Yesus lenyap telah timbul kontroversi-kontroversi religius yang tak kunjung selesai. Bertahuntahun awan gelap meliputi ummat Masehi. Opini-opini yang bertentangan mengenai siapa YESUS KRISTUS melanda kaum pendeta, kaum paderi, uskupuskup dan Paus-paus. Mereka saling berbantah, saling mengucil, saling melaknat dan mengutuk. Masa gelap dan silang sengketa ini harus disudahi serta dicarikan obat penawar demi kelangsungan hidup agama itu sendiri.
Hal inilah yang menyebabkan
kisah versi Perjanjian Baru masih berlanjut.
1.2 Kedatangan
Kembali Almasih
Pada
akhirnya diketemukanlah semacam obat penawar yang kelihatannya dipaksakan pada
tubuh yang sedang sakit itu. Obatnya tidak lagi berkisar pada cerita "KUBURAN
KOSONG" atau pada "KEMATIAN TUHAN DISALIB" atau pada cerita "BANGKIT DARI MAUT"
melainkan pada cerita baru: "KEDATANGAN KEMBALI ALMASIH" ke atas dunia ini.
Entah kapan ia datang, namun ia sudah berjanji untuk kembali dan mendirikan
kerajaan Allah yang kekal. Charles H. Spurgeon berkata dalam
kitabnya:
"Drama keseluruhan yang meliputi kebangkitan kembali itu belum
komplit jika Yesus Kristus belum juga datang kembali ke dunia sebagai Raja. Jika
dia sudah datang, dia tidak akan dihina, diludahi lagi. Setiap orang akan
berlutut padanya. Dia akan datang bersama salib namun tidak sepotongpun paku
akan melukai tangannya yang halus lembut itu. Dia datang untuk mendirikan
kerajaan Allah yang kekal dan akan memerintah untuk selama-lamanya.
Haleluyah!"10
Demikian
makna kedatangan kembali Yesus ke dunia; menjadi obat
penawar, sinar cerah dan keyakinan usang yang diperbarui.
Masa
keragu-raguan tampaknya hilang sudah karena konsep baru telah diperoleh. Akan
tetapi pada hakikatnya dalam praktek penindoktrinasian konsepsi baru tersebut
ternyata tidak sanggup mendominir ratio maupun fitrah insaniah di dada setiap
orang. Logika mulai menolak, dada mulai sangsi. Bentrokan-bentrokan opini timbul
kembali. Masih belum terjawab juga soal: "SIAPA YESUS ITU." Ahli sejarah Inggris
yang mashur, Prof. J. Arnold Toynbee berkata:
"Sudah jelas bahwa kedatangan kembali Almasih mula-mula dipusakai
sendiri oleh gereja, tatkala mereka diliputi kelemahan kepercayaan serta
kegagalan dalam pokok keimanan mereka. Jelas pula bahwa doktrin kedatangan
kembali menjalar dengan cepat pada masyarakat, sekte-sekte dan orang-orang yang
sama-sama merasa serta mengalami kekecewaan karena kehilangan
pegangan."11
Demikian yang
terjadi doktrin kedatangan kembali Almasih menyerap ke dalam tubuh kristen hanya
sebagai penawar iman "yang semu belaka." Ia tidak lebih dari pada suatu
sumbangan konsep yang harus diterima oleh setiap Kristiani yang setiap waktu
pula bersiap-siap pergi karena ditolak oleh rongga-rongga dada yang sesak yang
telah lama menyimpannya, maupun oleh logika kritis yang memberontak atas dogma
membeku yang melekat padanya.
1.3 Siapakah Imam
Mahdi Itu?
Satu hal
yang menarik untuk disisipkan di sini masih perihal KEDATANGAN KEMBALI ALMASIH
ialah, bahwa bukan saja kaum Kristen yang memiliki kepercayaan "kedatangan
kembali" itu melainkan pada kaum Muslimin ternyata pula menyimpan kepercayaan
itu. Entah siapa yang berhak di antara kedua ummat ini, ataukah keduanya
sama-sama berhak?
Jika
kedatangan Almasih bagi ummat Kristen merupakan HALELUYAH KEMENANGAN, maka bagi
ummat muslimin merupakan DATANGNYA YANG HAQ SIRNANYA YANG
BATIL. Bukankah Almasih akan datang dan menyatakan bahwa Islam adalah Agama
sejati? Bukankah Almasih akan mendirikan Shalat berjama'ah serta menjadi ma'mum
di shaf pertama? Alangkah bahagia saat-saat demikian!
Disamping
kebahagiaan ummat Muslimin karena Almasih datang untuk kemenangan Islam,
terpetik pula sebuah "kabar suka" bahwa kebahagiaan akan melimpah, kemenangan
akan mutlak yaitu pada saat seseorang yang bergelar IMAM MAHDI datang di
tengah-tengah ummat Muslimin. Yang lebih meyakinkan lagi ialah bahwa munculnya
Imam Mahdi itu bertepatan waktunya dengan kedatangan Almasih. Beliau inilah yang
didorong oleh Almasih untuk menjadi imam dalam shalat berjama'ah itu. Kedatangan
Imam Mahdi telah tersebut dalam beberapa Hadits. Di antara Missi-missinya yang
utama ialah:
* Beliau akan
membagi harta sama rata;
* Beliau menegakkan Agama pada akhir zaman seperti Nabi Muhammad saw. pada permulaan zaman.
* Beliau menegakkan Agama pada akhir zaman seperti Nabi Muhammad saw. pada permulaan zaman.
* Beliau akan menegakkan
keadilan di bumi.
* Beliau akan berperang atas Sunnah Rasul.
* Beliau akan membunuh babi dan salib.l2
* Beliau akan berperang atas Sunnah Rasul.
* Beliau akan membunuh babi dan salib.l2
* Ummat Islam akan mendapat
kesenangan dari padanya yang belum pernah mereka dapatkan
sebelumnya.
* Beliau tidak membangunkan
orang tidur dan tidak menumpahkan darah.
* Penduduk Bumi dan Langit serta burung-burung suka pada kekhalifahannya.
* Penduduk Bumi dan Langit serta burung-burung suka pada kekhalifahannya.
Demikianlah
missi-missi utamanya. Begitu hebat makna kedatangannya, bahkan terpetik
berita-berita yang mengatakan bahwa meriam-meriam musuh yang memuntahkan peluru
untuk membunuh kaum Muslimin konon mendadak berobah menjadi cairan dingin. Jika
demikian kondisi dan situasinya, beliau tentunya sangat diharapkan mengingat
penderitaan ummat sudah semakin parah.
Akan tetapi
kapan beliau datang? Soalnya hanya tunggu waktu saja; dan sesudah sekian tahun
bahkan sekian abad belum juga terjawab "kapan beliau datang," maka yang menunggu
bertambah menderita sedang yang ditunggu belum juga tiba.
Last but not
least harapan ummat yang menderita telah terpenuhi. Secara mengejutkan namun
menggembirakan, sejarah Islam telah menampilkan Imam Mahdi; Beliau sudah datang!
Siapa orangnya, dimana munculnya, kapan datangnya, inilah
yang sulit memastikan! Sebab Imam Mahdi yang datang tidak seorang melainkan
banyak. Bahkan yang menambah sulit lagi masih ada Imamimam Mahdi yang belum
datang. Mereka juga ditunggu-tunggu kedatangannya.
Untuk
memudahkan Kita mengenal para Imam Mahdi tersebut, baiknya kita memisalkan
mereka dalam dua masa. Masa pertama ialah masa "mereka yang belum datang" dan
masa kedua ialah "masa mereka yang sudah datang." Mereka yang akan datang
menurut aliran Syiah Sabaiyah adalah Ali bin Abi Talib; Menurut Syiah
Kaisaniyah adalah Mohammad Ali Hanafiyah. Menurut Syiah AI-Jaridiyah, Mohammad
bin Abdullah An-Nafsus Zakiyah adalah Mahdi yang ditunggu-tunggu. Menurut
Syiah Imamiah, Mohammad bin Hasan Al-Askari adalah Mahdi yang
ditunggu-tunggu. Adapun para Mahdi yang "sudah datang" antara lain ialah:
Ubaidullah bin Mohammad Alhabib oleh Syiah Qaramithah dianggap Mahdi.
Mohammad bin Ismail bin Ja'far oleh golongan Syiah Ismailiyah dianggap
Mahdi. Golongan Muwahidin menganggap Mohammad bin Taumert adalah Mahdi. Segolongan Muslim di India menganggap
Ahmad bin Mohammad Berelvi adalah Mahdi. Golongan Ahmadiyah di India
menganggap Mirza Ghulam Ahmad adalah Mahdi. Golongan Babiyah menganggap
Ali Mohammad Al-Bab adalah Mahdi. Penduduk Sudan Afrika menganggap
Mohammad Ahmad Donggola adalah Mahdi. Mahdi-mahdi yang lain seperti Mahdi
dari Rief Afrika, dari Tunisia, dari Marokko, dari Pegunungan Shahrazur, dari
Kurdistan, dari Senegal dan Mahdi dari Jawa timur Indonesia, merekapun telah
datang dan masing-masing membawa missi-missi utamanya.l3
Demikian
kumpulan Mahdi yang tercatat dalam sejarah Islam. Kenyataan dari mereka yang
telah datang itu sama sekali tidak sanggup memenuhi missi-missi utamanya.
Jangankan seluruh missi sanggup dipikulnya, pada tugas pembagian harta sama-rata
saja, beliau-beliau itu tidak sanggup melaksanakannya; Juga mereka tidak
membunuh BABI atau memecah SALIB, baik harafiyah maupun kiasan. Apalagi memberi
kesenangan pada kaum Muslimin yang belum pernah dirasakannya.
Bagaimana
dengan Mandi-mahdi yang belum datang?! Apakah kaum Muslimin harus menanti
kedatangan mereka? Padahal, penantian itu membuat ummat jadi lamban. Lebih-lebih
penantian yang tak menentu, entah tahunan, puluhan tahun, abad bahkan ribuan
tahun. Ummat Muslimin akan kehilangan langkah, statis, mati gerak, bahkan
tertelan zaman. Mengambil sikap yang baik adalah tidak
menanti dan tidak terlintas dalam pikiran untuk menanti. Lebih baik lagi ialah
membuang jauh doktrin kedatangan kembali Almasih maupun
Almahdi.
Namun
andaikata sejarah Islam nanti menampilkan tokoh-tokoh tersebut, maka biarkanlah
nama beliau, tempat munculnya, waktu datangnya berada dalam ketentuan
TUHAN.
1.4 Tersusunlah Buku
Ini
Berbagai
ragam aliran kepercayaan, kebatinan maupun pergerakan yang menamakan dirinya
sebagai faham-faham baru dalam Islam, pikiran-pikiran baru tentang Islam.
Modernisasi Islam atau Neonisasi Islam, telah berada maupun berkisar berputar di
sekeliling tubuh Islam, melekat merapat mengisap tubuh itu bahkan melukainya
dalam goresan yang dalam. Mereka pada kenyataannya memecah belah mayoritas,
kemudian bagian-bagian dari mereka mengisolir diri dan menyatakan bahwa mereka
adalah pewaris-pewaris Islam serta pengikut-pengikutnya adalah muslim-muslim
sejati. Banyak kaum Muslimin terkena jerat terbawa jauh bahkan terpisah dari
pedoman Al-Qur'an dan Sunnah.
Pada mulanya
patokan-patokan yang dipakai untuk landasan berpijaknya gerakan-gerakan itu
tampaknya bersandar pada Kitab Suci Al-Qur'an; Namun pada saat-saat mereka
bergerak selangkah ke depan tampaklah isi maupun hakikatnya bertujuan menyimpang
bahkan menyesatkan! Mereka sebenarnya merupakan tanda-tanda nyata kelemahan iman
maupun kondisi ummat Islam di satu pihak, dan keunggulan musuh-musuh Islam di
lain pihak.
Membahas
gerakan neonisasi Lslam ini akan banyak memakan tempo, tenaga dan pikiran yang
dicurahkan. Karenanya lebih baik diambil satu contoh dari mereka untuk
dikemukakan disini. Maka perkenankanlah kiranya jika contoh itu jatuh pada
aliran atau gerakan AHMADIYAH yang didirikan oleh MIRZA GHULAM AHMAD dari
QADIAN INDIA. Aliran ini terkenal juga dengan doktrin kedatangan kembali Almasih
dan Almahdi. Bahkan yang menarik dari aliran ini ialah bahwa Almasih dan Almahdi
itu sudah datang dan terdapat pada seseorang yang bernama MIRZA GHULAM
AHMAD. Ia merangkap kedua jabatan itu sekaligus.
Aliran
Ahmadiyah
menyatakan diri sebagai Islam sejati. Organisasinya rapi, keuangannya padat,
kerjanya agak lambat namun berbekas pada penganut-penganutnya.
Justru karena kerapian organisasi dan kepadatan uangnya, maka Ahmadiyah
pikatannya sangat menarik, jeratannya sangat lekat dan sekujur tubuhnya
kelihatan mulus dan cantik. Namun demikian, pada hakikatnya di balik kecantikan
yang mulus itu, pada darah yang mengalir dalam tubuhnya, rumah tempat
bernaungnya, pelindung tempat berteduhnya, semua itu merupakan
kenyataan-kenyataan yang sangat berlawanan dengan lahirnya. Hal mana apabila
diungkapkan di sini akan menjadi suatu sajian menarik baik sebagai bahan telaal
maupun sebagai bahan pengetahuan.
Sungguh
sangat menyedihkan bahwa ISLAM dilingkari dan diisap oleh gerakan semacam itu,
yang pada lahirnya merupakan MERCU SUAR ISLAM dengan pancaran sinar terang
benderang, namun pada hakikatnya mercu suar itu telah mengantar biduk-biduk iman
serta pikiran manusia ke tempat labuh yang sesat sehingga menimbulkan
tubrukan-tubrukan keras dan kerusakankerusakan fatal.
Adalah
menjadi harapan-harapan saya dengan tersusunnya tulisan ini, semoga dapat
dijadikan pangkal study mendalam terhadap gerakan tersebut maupun terhadap
gerakan-gerakan yang lain. Dan semoga pula dapat disisipkan sebagai bahan-bahan
tambahan untuk LEMBAGA RESEARCH ISLAM.
Hanya kepada
ALLAH YANG MAHA MENGETAHUI jualah saya pasrahkan segala pekerjaan ini dengan
memohon ampun serta keridhaanNya. Kemudian salam dan selawat serta sejahtera
terlimpah kepada Rasul MUHAMMAD Nabi penutup junjungan ummat serta tauladan
hidup. Kepada keluarga beliau, kerabat serta sahabat terucap pula salam selawat
sejahtera. Kepada TUHAN PENCIPTA ALAM SEMESTA segala puja dan pengabdian tertuju
satu.
2 James M. Stalker, SENGSARA TUHAN YESUS, terjemahan T.F. Foedioka,
Jakarta, B.P. Keristen, tiada tahun, hal. 120. ^
5 Samuel Zwemer, Kemuliaan Salib, terjemah Gajus Siagian, BPK. Jakarta,
1970, hal. 70. ^
6 idem, hal 72. ^
10 Charles H. Spurgeon, The Second Coming
of Christ, Moody Press, Chicago, th.?, hal. 101: (Make you sure of this that the
whole drama of redemption cannot be perfected without this last act of coming
the king. None shall spit in his face then, but every knee shall bow before him.
The crucified shall come again, no nails shall then fasten his dear hands to the
tree, haleluyah!). ^
11 Arnold J. Toynbee, A Study of History, Vol. III, London Oxford University Press, 1956, hal. 462: (It is certainly true that the doctrine of the second coming was conceived in the primitive christians church at a time when church was oppressed by a sense of weakness and failure ... It is also true that this doctrine here since been adopted with the greatest enthusiasm by societies and sects and people that have been in the same dissapointed or frustrated state of mind.) ^ 12 Ali Mohammad Ali Dhukhayyil, Al-Imam Mahdi, Darut-turas Al-Islami, 1974, Beirut, hal. 13. ^ 13 H.M. Arsyad Thalih Lubis, IMAM MAHDI, Medan, Firma Islamiyah, 1967, hal 8 dan hal. 94/95/96. ^ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar