Mungkin di antara pembaca masih ada yang ingat dengan iklan sebuah minuman
Vitamin C yang dibintangi oleh Joshua dengan jargonnya yang terkenal Jeruk
Kok Minum Jeruk.
Jargon tersebut jenaka, mengena untuk menyampaikan
bahwa minuman yang sedang diminum Joshua sama persis dengan memakan buah jeruk
aslinya, baik dari kandungan vitamin dan kesegarannya.
Cerita bermula
ketika Joshua yang sedang minum ‘minuman vitamin C’ tiba-tiba datang jeruk yang
dimanusiakan, artinya jeruk tersebut telah dikreasikan mempunyai sifat seperti
manusia, ingin minum seperti Joshua.
“Minta dong, !!!” kata jeruk kepada
Joshua untuk meminta minuman Joshua.
“Jeruk kok minum jeruk ??” jawab Joshua
secara retoris untuk menunjukkan ketidakpercayaannya ‘mana mungkin jeruk
mempunyai keinginan untuk minum jeruk’.
Jargon ‘Jeruk minum jeruk’ ini
sekarang telah diplesetkan oleh pelawak-pelawak untuk menggambarkan hubungan
sejenis antara waria dengan waria, dimana, kalau pada iklan Joshua, jargon
tersebut memanusiakan jeruk, tetapi pada kasus waria, jargon tersebut untuk
menggambarkan mewanitakan laki-laki, yang akhirnya menimbulkan pertanyaan
ketidakpercayaan ‘masa laki-laki berhubungan dengan
laki-laki’.
Memanusiakan jeruk atau mewanitakan laki-laki, adalah
menempatkan subyek tidak pada predikatnya atau fungsinya, implikasinya adalah
kelucuan, keanehan, ketidakwajaran, kerancuan dan kemustahilan.
Allah SWT
berfirman dalam QS. 5:72
"..kafirlah orang yang mengatakan :
Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam"
Memberikan predikat
Tuhan kepada nabi Isa as, disamping akan menjadikan kekafiran juga akan
menimbulkan implikasi yaitu kerancuan, keanehan, ketidakwajaran dan kemustahilan
keyakinan. Kita akan mengetahui jargon jeruk minum jeruk ternyata sangat tepat
diterapkan kepada kesalahan memberikan predikat Tuhan kepada nabi Isa as. Mari
kita kaji implikasinya.
SEKILAS TENTANG KETUHANAN
YESUS
Menurut dogma dalam agama Kristen, Tuhan yang ada di langit
berfirman, kemudian firman itu menjelma menjadi seorang manusia yang bernama
Yesus :
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah. Injil Yohanes 1-1
Firman itu
telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Injil Yohanes : 1:14
Menurut
ayat tersebut, Tuhan yang ada di langit berfirman, dan firman itu adalah Tuhan,
kemudian firman itu menjelma menjadi manusia, jadi ketika Tuhan telah menjelma
menjadi manusia, maka tidak ada lagi Tuhan yang lain selain Yesus atau dengan
kata lain tidak ada lagi Tuhan yang ada di langit, karena Tuhan telah tinggal di
Bumi dengan rupa Yesus.
Bila ada yang meyakini bahwa masih ada Tuhan yang
di langit sementara dalam waktu yang bersamaan meyakini Yesus sebagai Tuhan yang
ada di Bumi, berarti keyakinan tersebut sama dengan mengatakan bahwa Tuhan tidak
Esa atau le-bih dari satu.
Memang beragam pemahaman umat Kristen tentang
dogma Trinitas tersebut, hal ini tidak bisa dihindari karena ketuhanan Yesus
adalah dogma yang dipaksakan. Dalam diskusi saya dengan orang-orang Kristen,
dikatakan bahwa bila saya tidak paham dan tidak bisa menerima teologi Trinitas,
semata-mata karena saya tidak mendapat bimbingan Roh Kudus.
Padahal,
banyak sekali umat Kristen yang bingung dengan teologi Trinitas, apakah mereka
juga tidak mendapat bimbingan Roh Kudus ?? Sekarang mari kita uji seilmiah
mungkin, tentang teologi ketuhanan Yesus yang menyatakan bahwa Tuhan telah
menjelma menjadi Yesus, tentu saja tidak ada lagi Tuhan selain Yesus, karena
ayatnya menyatakan menjelma bukan membelah diri.
TUHAN BERSYUKUR
KEPADA TUHAN
Suatu ketika Yesus melihat seorang wanita menangis
karena saudaranya laki-laki telah meninggal dunia, wanita tersebut memohon
kepada Yesus agar menghidupkan kembali saudaranya. Maka masygullah hati Yesus
untuk menolong wanita tersebut, Yesuspun berhasil menghidupkan kembali saudara
laki-laki wanita tersebut lalu Yesuspun bersyukur kepada Tuhan :
Maka
mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa,
Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Yohanes
11:41
Dalam ayat tersebut sangat nyata disebutkan, Yesus bersyukur kepada
Tuhan Bapa, padahal Yesus sendiri diyakini sebagai Tuhan, adalah aneh dan rancu,
Tuhan bersyukur?, artinya Tuhan bersyu-kur kepada Tuhan. Banyak sekali
pertanyaan yang timbul, salah satunya kepada Tuhan yang mana Yesus bersyukur,
bukankah Tuhan telah menjelma menjadi diri Yesus? Apakah Yesus bersyukur kepada
dirinya sendiri, tentu saja tidak, karena sikap tersebut merupakan sikap yang
tidak masuk akal, seperti pertanyaan retorika Yoshua :
‘Jeruk kok
minum Jeruk’.
Sikap Yesus menengadah ke atas bukanlah sikap kosong,
artinya memang ada yang dituju yaitu Tuhan yang ada di langit, kalau meyakini
Yesus sebagai Tuhan, tidak bisa tidak, harus meyakini Tuhan itu tidak Esa alias
lebih dari satu. Yaitu Tuhan yang menerima rasa Syukur Yesus dan Tuhan yang
satunya lagi yaitu Yesus sendiri. Pemahaman ini bertentangan dengan ayat :
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah Firman itu telah menjadi manusia Ibid
no.3
Ayat yang bergaris bawah menunjukkan bahwa Tuhan telah berubah
menjadi Yesus , ayat sama sekali tidak menunjukkan Tuhan memperbanyak diri
menjadi dua seperti sel yang membelah diri untuk berkembang biak. Tentu saja
tetap harus dijawab, Yesus berdo’a kepada Tuhan yang mana kalau Yesus masih
diyakini sebagai Tuhan ?
TUHAN BERDOA KEPADA TUHAN
Di dalam
Alkitab banyak ayat yang mengisahkan Yesus berdo’a kepada Tuhan :
Ia
sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti
titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Lukas 22:43-44
Dalam ayat
tersebut, Yesus berdo’a kepada Tuhan, sangat nyata ada obyek yang dimintai Yesus
yaitu Tuhan, dan nyata pula Yesus sangat bergantung kepada Tuhan, Tuhan yang
mana lagi ?? Bukankah telah disebutkan dalam yohanes 1:1 dan Yohanes 1:14 Tuhan
telah menjelma menjadi Yesus, mungkinkah Yesus berdo’a kepada dirinya sendiri,
jelas mustahil yang sama mustahilnya dengan ungkapan :
‘Jeruk minum
Jeruk’
Kecuali bila diyakini ada Tuhan selain Yesus, artinya sebelum
Tuhan menjelma menjadi Yesus memang telah ada Tuhan yang lainnya. Berikut ini
argumentasi teologi tersebut :
Fase 1: Tuhan A dan Tuhan B
Fase 2:
Tuhan A menjelma menjadi Yesus
Fase 3: Tuhan Yesus dan Tuhan
B
Berdasarkan teologi ini, bila Yesus dikatakan berdo’a ataupun bersyukur
itu berarti Tuhan yang dituju Yesus adalah Tuhan B, tetapi teologi ini juga
sangat batil, karena bertentangan dengan ayat-ayat berikut ini :
Bahwa
TUHANlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. Ulangan
4:35
Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhan-lah
Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.
Ulangan 4:35
"Kamu inilah saksi-saksiKu," demikianlah firman Tuhan,
"dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan
mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah
Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari
pada-Ku. Yesaya 43:10-11
Lalu apa maksud Yesus berdo’a memohon kepada
Tuhan? Bila dijawab Tuhan berdo’a kepada Tuhan yang lain pasti salah, bila
dijawab Yesus berdo’a kepada dirinya sendiri juga salah. Jawaban macam apapun
akan berbenturan dengan Alkitab dan rasionalitas manusia, selama tetap
menuhankan Yesus.
TUHAN DIPERINTAH TUHAN
Ada sebuah ayat
yang berbunyi :
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang
telah Engkau utus. Yohanes 17:13
Dalam ayat tersebut Yesus
mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa untuk mencapai hidup yang kekal
(bahagia) mereka harus mengenal Tuhan secara benar dan mengenal Yesus sebagai
utusan Tuhan .
Ayat tersebut sangat selaras ketika meyakini bahwa Yesus
hanyalah seorang manusia utusan Allah SWT, bukan jelmaan Allah SWT. Yesus sama
sekali tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah jelmaan Allah SWT dan Yesus
juga tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan. Tidak ada satu ayatpun
yang menyatakan Yesus mengaku sebagai Tuhan.
Ayat tersebut di atas akan
berantakan maknanya, bila memaksakan keyakinan Yesus sebagai Tuhan, salah satu
kejanggalannya adalah kalimat terakhir yang menyatakan : ‘dan mengenal Yesus
Kristus yang Engkau Utus,’. Lalu Tuhan yang mana lagi Tuhan yang mengutus
Tuhan Yesus?
Bukankah teologi yang menyatakan Yesus sebagai jelmaan Tuhan
berarti harus meyakini bahwa tiada Tuhan lagi selain Tuhan Yesus. Kalau demikian
adanya mau tidak mau keyakinan ini harus membunuh akal sehat kemudian harus
menerima saja ketika dikatakan Tuhan diperintah Tuhan.
Dan masih
banyak ayat-ayat dalam Alkitab yang mengisahkan hubungan Yesus dengan Tuhan
adalah hubungan antara seorang utusan dengan Tuhan-Nya yang mengutus. Sehingga
kalau kita yakini Yesus sebagai Tuhan akan menimbulkan pertanyaan ‘Kok Jeruk
Minum Jeruk’.
Semoga uraian kali ini, dapat memperkuat akidah keimanan
kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar