Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Sekelompok
ugal-ugalan kegiatannya seputar menggunjing, menghasut, main kartu dan
sejenisnya. Bolehkah bergaul dengan mereka ? Perlu diketahui, bahwa mereka
adalah kelompok saya, rata-rata terikat dengan hubungan persaudaraan, garis
keturunan, persahabatan dan sebagainya.
Jawabannya
Bergaul dengan
kelompok sempalan tersebut berarti memakan daging mayat saudara-saudara mereka.
Sungguh mereka benar-benar dungu, karena Allah telah menyebutkan di dalam
Al-Qur’an
“Artinya : Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian
yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang
sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya” [Al-Hujarat :
12]
Maka mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia dalam
pergaulan mereka, na’udzu billah. Mereka telah melakukan dosa besar. Yang wajib
anda lakukan menasehati mereka, jika mereka mau menerima dan meninggalkan
perbuatan itu, maka itulah yang diharapkan. Jika tidak, maka hendaknya anda
menjauhi mereka, hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
“Artinya : Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di
dalam Al-Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan
diperolok-olok (oleh orang kafir), maka janganlah kamu duduk berserta mereka,
sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu
berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam”
[An-Nisa : 140]
Allah menyatakan bahwa orang-orang yang duduk-duduk
bersama mereka yang apabila mendengar ayat-ayat Allah mereka mengingkarinya dan
mengolok-ngoloknya, Allah menganggap orang-orang tersebut sama dengan mereka.
Ini merupakan perkara serius, karena berarti mereka keluar dari
agama.
Maka orang yang bergaul dengan orang-orang durhaka yang kufur
terhadap ayat-ayat Allah dan mengolok-ngoloknya. Jadi orang yang duduk di tempat
gunjingan adalah seperti penggunjing dalam hal dosa. Karena itu hendaknya anda
menjauhi pergaulan dengan mereka dan tidak duduk-duduk bersama
mereka.
Adapun hubungan kuat yang menyatukan anda dengan mereka, sama
sekali tidak berguna kelak di hari kiamat, dan tidak ada gunanya saat anda
sendirian di dalam kubur. Orang yang dekat, suatu saat pasti akan anda
tinggalkan atau meninggalkan anda, lalu masing-masing akan menyendiri dengan
amal perbuatannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman di dalam
Al-Qur’an
“Artinya : Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi
musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa” [Az-Zukhruf :
67]
[Fatawa Asy-Syaikh Ibn Utsaimin, Juz 2, hal.394]
[Disalin
dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama
Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-3, Darul Haq]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar