Kamis, 18 April 2013

PKS dan Cak Nur

Oleh : Abu Hanif

Cak Nur dikenal masyarakat sebagai tokoh Pluralisme, tokoh yang mendukung dan ikut merintis paham Pluralisme agar berkembang di Indonesia, hasilnya adalah yayasan Paramadina yang ada di jalan Gatot Subroto Jakarta selatan dan buku Fikih Lintas Agama (FLA). Pluralisme dari sudut pandang Islamologi adalah paham yang sudah keluar dari Islam, dan ditinjau dari teologi Pluralisme itu sendiri, Pluralisme adalah sebuah agama baru (Pluralisme sebagai agama baru akan dikaji tersendiri pada bulan Januari, Insya Allah).

Cak Nur juga dikenal sebagai tokoh Sekular yang lembut, artinya dalam mengusung paham sekular, cak Nur berkesan tidak ngotot dan sabar dalam memperjuangkan paham Sekularnya. Sehingga paham ini dapat menjangkiti umat Islam di Indonesia dengan manisnya, Jargon yang terkenal dari ke-sekular-an cak Nur adalah :



Islam Yes partai Islam no

Artinya, beragama Islam Yes tetapi nggak usah mengusung Islam dalam pemerintahan atau parlemen, tentu saja ini untuk mengebiri Islam, karena Islam sejatinya adalah agama pribadi dan sekaligus agama sosial yang mengatur kehidupan secara pribadi dan sekaligus secara sosial.

PKS di kenal umat sebagai wadah yang berusaha memperjuangkan Islam secara kaaffah, dan masyarakat telah mengenal PKS dengan ciri khas putih, bersih dan adil. Masyarakat telah melihat pula kasus PILKADA Depok yang mendzalimi PKS tidak menyebabkan PKS terpancing anarkis.

Pada tanggal 1 September 2005 ada sebuah fenomena baru yang sangat mengusik dan perlu penjelasan, karena bila di biarkan sangat dikuatirkan akan menjadi racun bagi umat Islam, fenomenanya yaitu iklan dari PKS yang berisi ucapan duka cita atas meninggalnya cak Nur dan doa bagi mendiang cak Nur, doanya seperti berikut ini :

“Semoga Allah SWT menerima segala amal sholih Almarhum serta memasukkan ke surga-Nya bersama para Anbiya’, Shiddiqin, Syuhada’ dan Sholihin.”

Sikap ini menimbulkan pertanyaan :

1. Apakah PKS tidak tahu kalau cak Nur itu seorang Pluralis ?
2. Apakah PKS tidak tahu bahwa Pluralisme dapat menyebabkan murtad tanpa di sadarinya ?
3. Apakah PKS tidak tahu sikapnya akan membuat umat Islam membenarkan pluralisme ?

Dalam pembicaraan via telephone dengan bapak Iman Santosa, salah seorang peneliti Dewan syariah PKS, beliau menyatakan :

IS: Tentang Iklan itu adalah kekhilafan besar, Dewan syariah tidak diajak bermusyawarah dalam penerbitan iklan tersebut, tahu-tahu sudah ada dalam Republika. Dan PKS sangat sepakat dan mendukung fatwa Haram terhadap Pluralisme dan Liberalisme oleh MUI.

AH: Bagaimana tentang cak Nur ?

IS: Tentang Cak Nur, sebenarnya cak Nur sudah bertobat dan tidak sekular lagi, karena cak nur sekarang sudah ber-pendapat Islam Yes partai Islam juga Yes, Dan pada akhir hayatnya cak Nur sering membaca surat al-Iklash.

AH: Tetapi itu tidak diketahui masyarakat, masyarakat hanya mengetahui beliau seorang sekularis dan pluralis.

IS: Apakah masyarakat pernah datang langsung kepada cak Nur, sehingga bisa menyimpulkan cak Nur seorang sekularis dan pluralis ?

AH: Kalau memang beliau sudah tidak sekularis dan pluralis, itu harus dipublikasikan, karena ketika beliau memperjuangkan sekularisme dan pluralisme tidak lepas dari punlikasi.

Namun cak Nur sudah bertobat hanyalah tafsiran PKS, sementara umat Islam menilai, cak Nur masih sekularis dan pluralis sampai akhir hayatnya, jargon Islam Yes dan Partai Islam Yes tidak berarti bukan sekularis, dan seringnya membaca surat al-Iklash tidak berarti bukan Pluralis. Karena kelompok Islam Liberal sendiri meyakini cak Nur masih seperti yang dulu.

Penjelasan resmi mengapa PKS mendoakan cak Nur sangat dibutuhkan, agar tidak menambah racun pluralisme dan sekularisme di tengah-tengah umat Islam, masyarakat juga perlu tahu bahwa PKS tidak mengusung sekularisme, pluralisme dan liberalisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar