Senin, 22 April 2013

AS Serbu Irak, Playboy 'Serbu" Lebanon

Jakarta,Amerika Serikat tampaknya tak hanya menyerbu Irak dengan kekuatan senjata canggihnya. Namun, mereka juga "menyerbu" negara Arab lainnya, Lebanon dengan berbagai produknya, salah satunya adalah majalah seks ternama, Playboy.

Padahal, karena alasan budaya dan agama negara-negara Arab telah melarang semua hal yang berbau pornographi, baik yang berupa gambar maupun tulisan. Namun kini, Lebanon secara resmi telah mengizinkan peredaran majalah porno asal AS, Playboy.

detikHot - Saat ini, majalah tersebut bisa didapat dengan mudah di Lebanon. Hampir semua toko buku menyediakan majalah yang berisikan aksi-aksi vulgar selebritis dunia. Demikian Albawaba.com.

Sebenarnya, bukan saat ini saja Lebanon mengizinkan peredaran majalah 'panas' AS tersebut. Pasalnya, majalah tersebut sudah menghiasi kota Beirut, Ibukota Lebanon, sejak 30 tahun lalu. Dan, masyarakat Lebanon sendiri tampaknya tak berkeberatan dengan peredaran majalah tersebut. Bahkan mereka adalah pembeli utama majalah tersebut.

Pengawas publikasi senior Libanon, Colonel Antoinette Babi, mengakui kalau divisinya memberikan izin penjualan "Playboy" di Lebanon. Namun, mereka meminta agar majalah tersebut ditutup oleh plastik hitam dengan peringatan bahwa majalah tersebut hanya dijual pada orang yang berusia 18 tahun keatas.

"Lembaga sensor akan mengawasi secara ketat peredarannya, dan tak segan memberikan sanksi pada pengedar yang melanggarnya," ujarnya.

"Ada perbedaan yang mendasar antara hal yang membangkitkan seks dan majalah porno. Majalah seperti itu dilarang di Lebanon. Majalah Playboy bukan majalah yang vulgar, bukan majalah porno seperti yang orang pikirkan. Banyak sekali topik yang bagus dan menarik seperti yang terdapat dalam majalah lain," ujar Babi pada Lebanese Daily Star," jelasnya. "Kami tidak pernah memberikan izin pada peredaran majalah porno. Tapi kita tahu bahwa ada orang yang telah melakukannya secara diam-diam," tambah Babi.

Lagipula, lanjut Babi, majalah seks yang diijinkan peredarannya di Lebanon itu tidak bisa disebut sebagai majalah Porno. Sebab, artikel-artikel dan gambar-gambarnya serupa dengan yang pernah ditayangkan di televisi kabel dan internet.(wan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar